Desain
sistem terinci disebut juga dengan desain sistem secara phisik (physical system
design) atau desain internal (internal design). Desain sistem secara terinci
merupakan komponen-komponen sistem informasi yang dirancang dengan tujuan untuk
dikomunikasikan kepada programmer agar dapat dituangkan dalam bentuk program
aplikasi.
Seperti
halnya arsitek yang akan membangun rumah tempat tinggal, setelah arsitek
selesai melakukan analisis, maka arsitek mulai membuat sketsa secara garis
besar kepada calon pemakai rumah. Sketsa ini hanya dimaksudkan kepada calon pemakai
rumah, bukan kepada ahli teknik dan insinyur-insinyur teknik sipil yang akan
membangun rumah ini. Desain terinci yang memuat potongan-potongan gambar dengan
ukuran-ukurannya yang terinci akan dibuat setelah desain secara umum disetujui
oleh calon pemakai rumah. Arsitek akan menggambar detail bangunannya dengan
ukurannya terinci setelah bentuk dan susunan rumah itu sendiri disetujui oleh
calon pemakai rumah.
8.2 Tujuan Desain Sistem Terinci
Tahap
desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:
1.
Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2.
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram
komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
Tujuan
kedua ini lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu pembuatan
rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan untuk pembuatan
progam komputernya. Jadi, desain sistem terinci dimaksudkan untuk pemrogram
komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem.
8.3 Komponen Desain Sistem Terinci
Pada
tahap desain secara terinci, komponen-komponen sistem informasi dirancang
dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada pemrogram. Komponen sistem informasi
yang didesain adalah:
1.
Desain Input Terinci
Masukan
(input) merupakan awal dimulainya proses informasi. Bahan mentah dari informasi
adalah data yang terjadi dari transaksi–transaksi yang dilakukan oleh
organisasi. Data hasil dari transaksi merupakan masukan untuk sistem informasi.
Data hasil dari transaksi merupakan masukan untuk sistem informasi. Hasil dari
sistem informasi tidak lepas dari data yang dimasukan. Sampah yang masuk sampah
pula yang keluar (garbage in garbage out).
Supaya
tidak dihasilkan sampah, maka input yang masuk dalam sistem informasi harus
tidak boleh berupa sampah. Oleh karena itu, desain input harus berusaha membuat
suatu sistem vang dapat menerima input yang bukan sampah. Desain input terinci dimulai
dari desain dokumen dasar sebagai penangkap input yang pertama kali. Jika
dokumen dasar tidak didesain dengan baik, kemungkinan input yang tercatat dapat
salah bahkan kurang.
Beberapa
kegiatan di bawah ini memakai data mentah atau data input :
•
Insert into, delete from, update database
•
Menggabungkan dengan data lain dari database untuk menghasilkan output
•
Masukkan dan proses langsung menjadi output tanpa menggabungkan dengan data
lain
•
Memulai aksi atau melaksanakan suatu tugas
•
Mengadakan dialog dengan sistem
Beberapa
media dan metode yang digunakan untuk mendapatkan data dan input data :
•
Paper form yang digabungkan dengan layar data-entry
•
Electronic form
•
Direct-entry devices
•
Codes
•
Menus
•
Natural language
a.
Dokumen Dasar
Dokumen
dasar (source document) merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap
(capture) data yang terjadi. Data yang sudah dicatat di dokumen dasar kemudian
dimasukkan sebagai input ke sistem informasi untuk diolah. Dokumen dasar sangat
penting di dalam arus data di sistem informasi. Dokumen dasar ini dapat
membantu di dalam penanganan arus data sebagai berikut ini:
1.
Dapat menunjukkan macam dari data yang harus dikumpulkan dan ditangkap.
2.
Data dapat dicatat dengan jelas, konsisten dan akurat.
3.
Dapat mendorong lengkapnyg data, disebabkan data yang dibutuhkan disebutkan
satu persatu di dalam dokumen dasarnya.
4.
Bertindak sebagai pendistribusi data, karena sejumlah tembusan dari
formulirformulir tersebut dapat diberikan kepada individu-individu atau
departemendepartemen yang membutuhkannya.
5.
Dokumen dasar dapat membantu di dalam pembuktian terjadinya suatu transaksi
yang sah, sehingga sangat berguna untuk audit trail (pelacakan pemeriksaan).
6.
Dokumen dasar dapat digunakan sebagai cadangan atau pelindung back up) dari
file-file data di komputer.
Untuk
mencapai maksud tersebut, dokumen dasar harus dirancang dengan baik. Berikut
ini merupakan petunjuk-petunjuk di dalam perancangan dokumen dasar yang baik,
sebagai berikut ini:
1.
Kertas yang dipergunakan.
Beberapa
faktor harus dipertimbangkan di dalam pemilihan kertas yang akan digunakan, yaitu
sebagai berikut:
a.
Lamanya dokumen dasar tersebut akan disimpan.
b.
Penampilan dari dokumen dasar.
c.
Banyaknya dokumen dasar tersebut ditangani.
d.
Bagaimana menanganinya (secara halus, kasar, dilipat atau dibawa-bawa oleh
pemakainya).
e.
Lingkungan-lingkungannya (berlemak, kotor, panas, dingin, lembab atau
mengandung asam).
f.
Metode pengisian data di dokumen dasar tesebut, ditulis tangan atau dice tak
dengan mesin.
g.
Kemananan terhadap pudarnya data yang dicatat di dokumen dasar.
2.
Ukuran dari dokumen dasar.
Usahakan
ukuran dari dokumen dasar berupa ukuran dari kertas yang standar dan banyak
dijual. Ukuran kertas yang umum adalah ukuran kuarto (81/2" x 11")
dan ukuran folio (81/2" x 14"). Jika dokumen dasar lebih kecil dari
ukuran kertas standar, sebaiknya dibuat ukuran yang merupakan kelipatan yang
tidak membuang kertas, misalnya ukuran kertas standar dibagi 2, dibagi 3,
dibagi 4 dan sebagainya.
3.
Warna yang digunakan.
Penggunaan
warna akan membantu di dalam mengidentifikasikan dengan cepat dokumen dasar
yang dipergunakan. Warna yang baik adalah warna yang datanya mudah dibaca,
terutama bila menggunakan karbon. Warna yang baik ini adalah warna yang cerah.
Warna-warna gelap, seperti misalnya biru tua, hijau tua, merah tua, coklat,
ungu, hitam dan lain sebagainya sebaiknya dihindari untuk digunakan.
4.
Judul dokumen dasar.
Dokumen
dasar harus diberi judul yang dapat menunjukkan jenis dan kegunaan dari dokumen
dasar tersebut. Judul harus sesingkat mungkin tetapi jelas. Bila dokumen dasar
akan digunakan oleh pihak-pihak luar perusahaan, selain judul yang ada, maka
nama perusahaan sebaiknya juga dicantumkan.
5.
Nomor dokumen dasar.
Nomor
dokumen dasar dapat digunakan untuk menunjukkan keunikannya. Nomor dokumen
dasar dapat diletakkan di pojok bawah kiri atau di pojok bawah kanan (jangan di
atas kiri, karena tertutup bila distaples dan jangan di atas kanan, karena
dapat membingungkan dengan nomor urut dokumen dasar). Nomor dokumen dasar ini
dapat juga digunakan untuk menunjukkan sumber dan jenisnya. Misalnya nomor
dokumen dasar PJ-FO1 dapat menunjukkan bahwa sumbernya dari departemen
penjualan (ditunjukan oleh kode PJ) dan jenisnya adalah faktur penjualan model
ke 1 (ditunjukkan oleh kode FOl).
6.
Nomor urut dokumen dasar.
Disamping
nomor dokumen dasar, nomor unit dari masing-masing dokumen dasar biasanya
dicantumkan di pojok kanan atas. Nomor urut ini sangat perlu untuk tujuan
pengendalian (dapat diketahui bila ada dokumen dasar yang hilang bila nomornya
meloncat), untuk pelacakan pemeriksaan dan untuk pengarsipan.
7.
Nomor dan jumlah halaman.
Bila
dokumen dasar terdiri lebih dari satu halaman, maka tiap-tiap halaman harus
diberi nomor dan jumlah halamannya, supaya bila ada halaman yang hilang dapat
diketahui. Misainya halaman pertama dapat diberi nomor halaman 1-3 (menunjukkan
halaman pertama dari sejumlah 3 halaman), halaman ke dua diberi nomor 2-3 dan
seterusnya. Nomor dan jumlah halaman ini biasanya diletakkan pada sebelah kanan
atas.
8.
Spasi.
Spasi
antar baris dan spasi antar karakter pada dokumen dasar harus diperhatikan,
terutama bila dokumen dasar akan diisi dengan data yang dicetak dengan mesin.
Untuk spasi di dokumen dasar harus disesuaikan dengan spasi yang dibuat oleh
mesin.
9.
Pembagian area.
Dokumen
dasar harus dibentuk dengan pembagian area sedemikian rupa, sehingga memudahkan
untuk mencarinya guna pengisian atau pencarian data. Pembagian area ini
meliputi area judul, area halaman, area kontrol, area organisasi, area obyek,
area tubuh, area berita, area otorisasi, area jumlah dan area nomer.
10.
Caption
Merupakan
kata-kata yang dicetak di formulir untuk menunjukkan siapa yang harus mengisi
data dan apa yang harus diisikan. Jenis-jenis caption:
a.
Box caption, merupakan caption yang dicetak di dalam suatu kotak dan data harus
diisikan di dalam kotak tersebut juga.
Nama
|
Alamat
|
|
Tanggal Masuk
|
Golongan
|
Status
|
b. Yes/No check off caption, menunjukan dimana harus mengisikan ya dan dimana harus mengisikan tidak.
YA
|
TIDAK
|
||
1.
|
Menikah
|
||
2.
|
Umur
diatas 17 tahun
|
c. Horizontal check off caption, menunjukkan salah satu pilihan yang harus dipilih dengan disajikan secara mendatar.
Pendidikan Terakhir
|
||||||
SD
|
SMP
|
SMA
|
D3
|
S1
|
S2
|
S3
|
d. Checklist caption, menunjukkan daftar pilihan yang dapar dipilih.
e.
Blocked spaces caption, menunjukkan kotak-kotak ruang kosong yang harus diisi
dengan data.
Nomor Faktur:
|
f.
Scannable form caption, Caption yang menunjukkan tempat-tempat yang harus diisi
pada formulir yang akan dibaca oleh alat scanner, misalnya oleh OMR reader.
11.
Instruksi dalam Formulir
Formulir
yang baik harus bersifat self-instruction, artinya harus berisi
instruksi-instruksi yang jelas bagi pengisi untuk menuliskan data tanpa harus
bertanya lagi.
12.
Jendela di Amplop
Jika
formulir harus dikirimkan, dapat dipergunakan amplop yang berjendela supaya
mengurangi penulisan nama dan alamat yang dikirim pada amplop.
13.
Jumlah Tembusan
Banyak
tembusan atau rangkap dari formulir harus dibuat seefisien dan seefektif
mungkin, tidak boleh berlebihan dan tidak boleh kurang. Jumlah dari tembusan
ini tergantung dari jalur distribusinya, yaitu dapat berupa jalur distribusi
urut (sequential routing), dan jalur ditsribusi serentak (concurrent routing).
b. Electronic Form
Merupakan layar entri
data yang dirancang untuk digunakan tanpa adanya sumber dokumen resmi.
Dirancang pada sebuah digitizer atau layar VDT sistem CASE, menggunakan
beberapa komponen seperti pada formulir, yaitu:
1. Pembagian area
2. Instruksi
3. Line, box dan caption
4. Indikator field data
5. Urutan guideline
perancangan
c. Direct-Entry Devices
Sering disebut sebagai atomasi data sumber, merupakan suatu cara
menginput data yang tidak perlu keying atau diisikan melalui formulir
eletronik. Memungkinkan komputer memproses data dengan benar, tanpa melalui
kertas, jadi menambah efisiensi input dan mengurangi kemungkinan kesalahan pada
saat proses keying.
Beberapa peralatan
tersebut:
1. Magnetic Ink
Character Recognition (MICR)
2. Optical Character
Recognition (OCR)
3. Optical Mark
Recognition (OMR)
4. Digitizer
5. Image Scanner
6. Point-of-sales (POS)
devices
7. Automatic Teller
Machine (ATM)
8. Mouse
9. Voice Recognition
d. Codes (Pengkodean)
Kode digunakan untuk
mengklasifikasikan data, memasukkan data ke computer dan mengambil
bermacam-macam informasi yang berhubungan dengannya. Kode dapat terdiri dari
kumpulan angka, huruf, karakter2 khusus, simbol (bar code), warna dan suara.
Beberapa guideline dalam membuat
kode:
1. Mudah diingat
2. Unik
3. Fleksibel
4. Efisien
5. Konsisten
6. Sesuai standar
7. Menghindari spasi
8. Menghindari karakter yang mirip
9. Panjang yang harus sama
e. Menus
Menu banyak digunakan
dalam dialog karena merupakan user interface yang mudah dipahami dan mudah digunakan. Menu berisi
dengan beberapa alternatif atau option yang disajikan ke user. Pemilihan dengan
cara menekan tombol atau angka atau huruf.
Metode pemilihan yang
ada:
1. Keying
2. Pointing
3. Touching
4. Voice Input
Beberapa teknik
perancangan menu yang modern:
1. Pull down menus
2. Nested menus
3. Shingled and tiled
menus
4. Icons menus
5. Touch menus
6. Sound cues.
f. Natural languages
Bahasa natural
memungkinkan sistem komputer mengerti bahasa manusia. Komputer dapat menerima
bahasa manusia melalui suara atau keyboard dan melaksanakan tugasnya. Dengan
cara ini, sistem harus mengerti user tetapi user tidak perlu memahami sistem.
Banyak aplikasi untuk interface dengan database menggunakan quey atau bahasa
perintah. Beberapa DBMS telah membangun pengetahuan linguistic yang
memungkinkan komputer mengerti input user.
MENGATUR TATA LETAK ISI INPUT
Tujuannya:
1) Bagi pemakai sistem
digunakan untuk menilai isi dan bentuk dari input apakah sudah sesuai dengan
yang diinginkan atau belum.
2) Bagi programmer akan
digunakan sebagai dasar pembuatan program untuk menghasilkan input yang
diinginkan. Programmer membutuhkan desain input ini untuk menentukan posisi
kolom, baris dan informasi yang harus disajikan di suatu input.
2. Desain Output Terinci
Pada
tahap desain output secara umum, desain output ini hanya dimaksudkan untuk
menentukan kebutuhan output system baru. Desain ouput terinci yang akan dibahas
adalah untuk output berbentuk laporan dimedia kertas.
a.
Bentuk Laporan
Bentuk dari
laporan yang dihasilkan oleh system informasi yang paling banyak digunakan
adalah dalam bentuk table dan berbentuk grafik atau bagan.
1) Laporan
berbentuk table.
Berikut
ini adalah macam-macam laporan yang berbentuk table yang menekankan kualitas
isi serta kegunaannya :
a) NOTICE
REPORT
Merupakan
bentuk laporan yang memerlukan perhatian khusus. Laporan
ini dibuatsesederhana mungkin tetapi jelas, karena dimaksudkan agar
permasalahan – permasalahan yang terjadi tampak jelas
sehingga dapat langsung ditangani.
b) EQUIPOISED
REPORT
Isi
dari equipoised report adalah hal-hal yang bertentangan. Laporan ini biasanya
digunakan untuk maksud perencanaan. Dengan disajikannya informasi yang berisi
hal – hal bertentangan, maka dapat disajikan sebagai dasar
didalam pengambilan keputusan.
c) VARIANCE
REPORT
Macam
laporan ini menunjukkan selisih (Variance) antara standar yang sudah ditetapkan
dengan hasil kenyataannya atau sesungguhnya.
d) COMPARATIVE
REPORT
Isi
laporan ini adalah membandingkan antara satu hal dengan hal yang lainnya.
Misalnya pada laporan laba atau rugi atau neraca dapat membandingkan
antara nilai – nilai elemen tahun berjalan dengan
tahun – tahun sebelumnya.
2) Laporan
berbentuk grafik
Laporan
yang berbentuk grafik atau bagan dapat diklasifikasikan diantaranya
sebagai berikut:
a. Bagan
Batang ( bar chart )
b. BaganGaris ( line
chart )
c. Bagan
Pastel ( pie chart )
BAGAN BATANG
Nilai-nilai
dalam bagan batang (bar chart) digambarkan dalam bentuk batang-batang vertical
ataupun batang-batang horizontal.
Kebaikan
dari bagan batang adalah sebagai berikut :
- Baik
untuk perbandingan
- Dapat
menunjukkan nilai dengan tepat
- Mudah
dimengerti
Kelemahan dari batang
adalah sebagai berikut :
- Terbatas
hanya pada satu titik saja
- Spasi
dapat menyesatkan
BAGAN
BARIS
Pada
bagian baris (line chart), variasi data ditunjukkan dengan suatu
garis / kurva.
Kebaikan
dari bagan garis adalah sebagai berikut :
- Dapat
menunjukkan hubungan antara nilai dengan baik
- Dapat
menunjukkan beberapa titik
- Tingkat
kecepatannya dapat diatur sesuai dengan skalanya
- Mudah
dimengerti
Kelemahan
dari bagan batang adalah sebagai berikut :
- Bila
terlalu banyak garis atau kurva (lebih dari 4 buah garis atau kurva), maka akan
tampak rumit
- Hanya
terbatas pada 2 dimensi
- Spasi
dapat menyesatkan
BAGAN
PASTEL
Bagan
Pastel (Pie Chart) merupakan bagan yang berbentuk lingkaran menyerupai kue
pastel (pie). Tiap-tiap potong dari pie dapat menunjukkan bagian dari data.
Kebaikan
dari bagan garis adalah sebagai berikut :
- Baik
untuk perbandingan sebagian dari keseluruhannya
- Mudah
dimengerti
Kelemahan dari
bagan garis adalah sebagai berikut :
- Penggunaannya
terbatas
- Ketepatannya
Kurang
- Tidak
dapat menunjukkan hubungan bebapa titik
- Mudah
dimengerti
b.
Pedoman Desain Laporan
Berikut
ini adalah pedoman-pedoman di dalam pembuatan suatu laporan.
1. Untuk
laporan formal, sedapat mungkin dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu:
a. Judul
laporan.
b. Tubuh
laporan.
c. Catatan
kaki laporan yang dapat berisi ringkasan, subtotal atau grandtotal.
2. Untuk
laporan-laporan yang penting, gunakanlah kertas yang berkualitas baik, tidak
mudah sobek serta tidak mudah kotor.
3. Untuk
tiap-tiap batas tepi laporan, sebaiknya diberi jarak 2 ½ cm, sehingga bila
pinggir laporan tersobek tidak akan mengenai isi laporannya.
4. Gunakanlah
spasi baris yang cukup, sehingga laporan mudah dibaca.
5. Untuk
hal-hal yang ingin ditonjolkan, dapat ditulis dengan huruf besar, tebal atau
digaris bawahi.
6. Gunakanlah
bentuk huruf cetak yang jelas dan tidak membingungkan serta hindari penggunaan
font yang sulit untuk dimengerti.
7. Jika
isi laporan menjelaskan suatu daftar urutan, gunakanlah tanda “.” atau “-”.
8. Letakkanlah
informasi yang mendetail di lampiran dan gunakanlah penunjuk yang mudah dipahami
untuk menjelaskan kepada pemakai laporan letak dari informasi detail tersebut.
9. Usahakan
di dalam laporan berisi keterangan-keterangan yang diperlukan yang mungkin akan
ditanyakan oleh pemakai laporan bila keterangan-keterangan tersebut tidak ada.
10.Laporan
untuk tingkat manajemen yang lebih tinggi, sebaiknya lebih tersaring dan untuk
tingkat manajemen yang lebih rendah lebih terinci.
11.Laporan
harus dibuat dan didistribusikan tepat pada waktunya.
12.Laporan
harus sederhana tetapi jelas.
13.Laporan
harus diungkapkan dalam bentuk dan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami
oleh pemakainya.
14.Isi
laporan harus akurat.
15.Laporan
bilamana mungkin harus distandardisasi.
16.Laporan
harus berguna.
17.Biaya
pembuatan laporan harus dipertimbangkan.
c.
Alat – alat Desain Output terinci
Dua
buah alat desain sistem dapat dipergunakan untuk desain output terinci, yaitu
sebagai berikut :
1. Printer
layout form atau printer spacing chart atau printer layout chart merupakan
suatu bagan yang dipergunakan untuk menggambarkan sketsa bentuk dari output
printer.
2. Kamus
data output yang merupakan pengembangan dari kamus arus data. Kamus data output
digunakan untuk menjelaskan secara terinci tentang data yang akan disajikan
dilaporan.
MENGATUR
TATA LETAK ISI OUTPUT
Pengaturan
isi dari output akan secara langsung menentukan kemudahan dari outpur untuk
dipahami dan dimengerti. Pengaturan tata letak output merupakan pekerjaan
desain yang penting dan sangat diperlukan baik bagi pemakai sistem maupun bagi
programmer. Bagi pemakai sistem digunakan untuk menilai isi dan bentuk
dari output apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum.
Bagi
programmer akan digunakan sebagai dasar pembuatan program untuk menghasilkan
output yang diinginkan. Programmer membutuhkan desain output ini untuk
menentukan posisi kolom, baris dan informasi yang harus disajikan suatu output.
Pengaturan tata letak isi output yang akan dicetak di printer dapat
digunakan alat bagan tata letak printer (printer layout chart) dan
kamus data output.
Berikut
ini merupakan penjelasan cara penggambaran di bagan tata letak printer.
- Bentuk
dari literal dapat ditulis apa adanya.
- Nilai
suatu data yang berasal dari suatu field atau variabel ditunjukkan oleh bentuk
edit-mask.
- Nomor
yang ditulis diantara tanda kurung buka dan kurung tutup dekat dengan
edit-mask.
- Panah
ke bawah menunjukkan cara penggambaran spasi di bagian tata letak printer.
3.
Desain Dialog Layar Terminal
Desain
dialog layer terminal merupakan rancang bangun dari percakapan antar pemakai
system (user) dengan computer. Percakapan ini dapat terdiri dari proses
memasukkan data ke sistem, menampilkan output informasi kepada user atau dapat
keduanya.
a. Pedoman
Desain Dialog
Pedoman
mendesain dialog layer meliputi:
1.
Sistem harus menyediakan instruksi-instruksi untuk user.
2.
Layar harus dibentu sedemikain rupa sehinggan informasi, instruksi dan bantuan
selalu ditampilkan pada area yang pasti.
3.
Pembatasan ide dalam satu dialog.
4.
Paging dan Scrolling.
5.
Berita dan instruksi harus dapat ditampilkan cukup lama.
6.
Hindari pengunaan singkatan.
7.
Gunakan kata yang konsisten.
b. Strategi
Dialog.
Terdapat
beberapa strategi membuat dialog layar komputer:
1.
Menu
Banyak
digunakan dalam dialog karena merupakan jalur pemakai (user interface) yang
mudah dipahami dan mudah digunakan. Menu berisi dengan beberapa alternatif atau
option atau pilihan yang disajikan kepada user. User dapat memilih pilihan di
menu dengan cara menekan tombol angka atau huruf yang dihubungkan dengan
pilihan tersebut.
2.
Kumpulan intruksi (Instruction Set).
Strategi
dialog ini dilakukan dengan menuliskan suatu instruksi oleh user dan sistem
akan mengartikan instruksi ini serta memberikan respon jawaban.
3.
Dialog pertanyaan/Jawaban (Question/Answer Dialog).
Sistem
akan menampilkan terlebih dahulu pertanyaan dan user menjawabnya untuk
mendapatkan respon lebih lanjut dari sistem.
4.
Desain Database Terinci
Di
tahap desain secara umum sebelumnya, desain database hanya dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan kebutuhan file-file database yang diperlukan oleh sistem
informasi saja. Pada tahap desain terinci ini, desain database dimaksudkan
untuk mendefinisikan isi atau struktur dari tiap – tiap file yang telah
diidentifikasikan di desain secara umum.
Elemen
– elemen data di suatu file database harus dapat digunakan untuk pembuatan
suatu output. Demikian juga dengan input yang akan direkamkan di database, file
– file database harus mempunyai elemen – elemen untuk menampung
input yang dimasukkan. Untuk dapat merancang database terinci digunakan teknik
normalisasi.
5. Desain
Teknologi Terinci
Pada
desain teknologi secara umum telah ditentukan jenis dan jumlah dari teknologi
yang akan digunakan. Yang belum didefinisikan secara pasti pada tahap ini
adalah kapasitas dari teknologi simpanan luar yang akan digunakan. Kapasitas
simpanan luar yang telah didefinisikan pada tahap desain secara umum hanya
ditaksir secara kira – kira terlebih dahulu berdasarkan pengalaman analis
sistem.
Setelah
file – file database berhasil didesain secara rinci, kebutuhan kapasitas
simpanan luar sekarang dapat dihitung dengan lebih tepat. Besarnya kapasitas
simpanan luar yang dibutuhkan oleh sistem informasi dapat dihitung berdasarkan
besarnya file – file database yang akan menyimpan data untuk satu periode
tertentu.
6. Desain
Model Dan Kontrol Secara Rinci
Desain
model terinci mendefinisikan secara rinci urut-urutan atau langkah-langkah dari
masing-masing proses yang digambarkan dalam DAD, yang meliputi:
1.
Desain Program Komputer Secara Modular
2.
Alat-alat Desain Program Komputer
3.
Metodologi Desain Program Komputer
4.
Langkah Desain Program secara Moduler
7. Membuat
Laporan Hasil Desain Sistem Terinci
Laporan
desain terinci bisa dipecah menjadi dua, yaitu laporan yang pertama untuk user
lebih menekankan bentuk input dan output yang akan digunakan pada system
informasi. Laporan yang kedua untuk programmer dan ahli-ahli teknik pendukung
pengembangan sistem. Kedua laporan tersebut berisi teknis sehingga sering
disebut dengan Teknikal Manual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar