Rabu, 13 Februari 2019

BAB IX PERANGKAT PERMODELAN SISTEM


9.1 Definisi Sistem
Open University (1993) mengemukakan bahwa sistem merupakan kesatuan dari objek-objek (elemen-elemen) yang terhubung melalui sebuah mekanisme tertentu dan terikat dalam hubungan interdependensi, yang mempunyai tujuan bersama. Dengan demikian, setidaknya ada tiga hal penting berkaitan dengan sistem yaitu objek atau elemen, interdependensi, dan tujuan.  Atau Sistem adalah sekumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi  untuk mencapai tujuan didalam suatu lingkungan yang kompleks.

9.2 Karakteristik Sistem 
Antar objek di dalam sistem maupun dengan objek di luar sistem terdapat hubungan yang bersifat umpan balik yang menyebabkan sistem senantiasa bersifat dinamis. Sedangkan lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang tidak merupakan bagian dari  sistem, tetapi keberadaannya dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi sistem. Sistem disebut terbuka jika ada objek di luar sistem yang mempengaruhi objek di dalam sistem, dalam hal sebaliknya, sistem disebut tertutup.
Karakteristik yang lain: sistem bersifat continuous atau discrete bergantung kepada apakah variabel yang diamati mempunyai nilai pada setiap titik waktu atau hanya pada setiap perode waktu tertentu, atau bersifat deterministik atau stokastik jika tidak ada atau setidaknya satu variabel yang probabilistik. Proses karakterisasi sistem ini juga diharapkan memberikan gambaran model konseptual sistem tersebut, faktor input yang berpengaruh pada sistem (decision variable) dan output  variables  yang akan diukur untuk mengevaluasi kinerja sistem tersebut. 

9.3 Definisi Model 
Model merupakan suatu representasi dari sistem. Representasi dapat berbentuk scaleddown version, pictorial, verbal, schematic maupun simbol-simbol abstrak (formulasi matematik) yang dikenal dengan model matematik. Jika model yang diformulasikan sederhana maka solusinya cukup diperoleh secara anailitis (disebut model analitik) tetapi jika sangat kompleks, solusinya harus menggunakan teknik komputasi numeris (disebut dengan model simulasi). Dari sistem yang sama dapat dibangun model yang sederhana sampai model yang kompleks tergantung pada persepsi, kemampuan, dan sudut pandang analis/peneliti sistem yang bersangkutan. Dalam pemodelan model dirancang sebagai penggambaran operasi dari suatu sistem nyata secara ideal guna menjelaskan atau menunjukkan hubungan - hubungan yang penting. 

9.4 Karakteristik Model 
Ali Basyah Siregar (1991), mengemukakan bahwa karakteristik model yang baik sebagai ukuran tujuan pemodelan yaitu: 
1. Tingkat generalisasi yang tinggi. Makin tinggi tingkat generalisasi model, maka model tersebut akan dapat memecahkan masalah yang semakin besar 
2. Mekanisme transparansi. Model dapat menjelaskan dinamika sistem secara rinci 
3. Potensial untuk dikembangkan. Membangkitkan minat peneliti lain untuk menyelidikinya lebih lanjut 
4. Peka terhadap perubahan asumsi. Hal ini menunjukkan bahwa proses pemodelan tidak pernah selesai (peka terhadap perubahan lingkungan). 

9.5 Prinsip-prinsip Pemodelan Sistem 
a. Elaborasi. Pengembangan model dilakukan secara bertahap dimulai dari model sederhana hingga diperoleh model yang lebih representatif 
b. Sinektik. Pengembangan model yang dilakukan secara analogis (kesamaan-kesamaan) 
c. Iteratif. Pengembangan model yang dilakukan secara berulang-ulang dan peninjauan kembali.

9.6 Jenis-jenis Permodelan Sistem  
Ada beberapa perangkat permodelan sistem yang digunakan dalam merancang sistem, yaitu:
1. SISTEM FLOWCHART
Sistem flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur – prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.
Simbol dan Notasi Flowchart dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program dan dibagi menjadi tiga kelompok :

a. Flow Direction Symbols
Dipakai untuk menggabungkan antara symbol yang satu dengan symbol lainnya.












b. Processing symbols
Menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu prosedure.

































c.  Input-output symbols
Menyatakan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input atau output.





















2. DATA FLOW DIAGRAM
Data Flow Diagram digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika. DFD berfungsi untuk menggambarkan proses aliran data yang terjadi di dalam sistem dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah, yang memungkinkan kita untuk melakukan dekomposisi, mempartisi atau membagi sistem kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan yang lebih sederhana (Hartono, 1999:684).
Beberapa simbol dalam DFD antara lain:




















Tingkatan – tingkatan pada DFD adalah sebagai berikut:
a. Diagram konteks : Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang menggambarkan hubungan system dengan lingkungannya.
b. Diagram level Zero : Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Merupakan diagram yang menggambarkan proses-proses utama system dan alur datanya.
c. Diagram level satu : Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero.
d. DFD level dua,tiga, … : Diagram ini merupakan dekomposisi dari level sebelumnya.
e. Entity Relationship Diagram : Model Entity Relationship adalah suatu penyajian data dengan menggunakan Entity dan Relationship.

Pedoman dalam Menggambarkan Data Flow Diagram Pedoman untuk menggambar DFD adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 1990):
1.    Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar yang terlibat di sistem.
2.    Identifikasikan semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar.
3.  Gambarlah terlebih dahulu suatu diagram konteks (context diagram). DFD yang pertama kali digambar adalah yang level teratas (top level) yang disebut dengan context diagram. Dari context diagram ini kemudian akan digambar dengan lebih terinci lagi yang disebut dengan overview diagram (level G). Tiap-tiap proses di overview diagram akan digambar secara lebih terinci lagi dan disebut dengan level 1. Tiap-tiap proses di level 1 akan digambar kembali dengan lebih terinci lagi dan disebut dengan level 2 dan seterusnya sampai tiap-tiap proses tidak dapat digambar lebih terinci lagi.
4. Gambarlah bagan berjenjang untuk semua proses yang ada di sistem terlebih dahulu. Bagan berjenjang (hierarchy chart) digunakan untuk mempersiapkan penggambaran DFD ke level-level lebih bawah lagi.
5. Gambarlah sketsa DFD untuk overview diagram (level 0) berdasarkan proses di bagan berjenjang.
6.  Gambarlah DAD untuk level-level berikutnya yaitu level 1 dst untuk tiap-tiap proses yang dipecah-pecah sesuai dengan bagan berjenjangnya.

3. SISTEM PROCEDURE DIAGRAM (FLOWMAP)
Digunakan untuk mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses (manual atau berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen masukan dan keluaran).
System Procedure Diagram menggunakan simbol–simbol sebagai berikut :
























Aturan Membuat Flowmap
Untuk membuat sebuah analisis menggunakan flowmap seorang analis dan programmer memerlukan beberapa tahapan, diantaranya:
1.    Flowmap digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
2.  Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3.    Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan menghitung pajak penjualan.
5.    Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6.    Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
7.  Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan
percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila
percabangannya tidak berkaitan dengan system.

4. ENTITY RELATIONAL DIAGRAM (ERD)
Merupakan jaringan yang menggunakan susuanan data yang disimpan dari sistem secara abstrak. Tujuan dari Entity Relational ini adalah untuk menunjukkan obyek data dan relationship yang ada pada obyek tersebut. Di samping itu Model ERD ini merupakan salah stau alat untuk perancangan dalam basis data.
1.    Komponen ERD













2.    Derajat Relationship
a.    Unary (Derajat Satu): satu buah relationship menghubungkan satu buah entity.
b.    Binary (Derajat Dua): satu buah relationship menghubungkan dua buah entity.
c.    Ternary (Derajat Tiga): satu buah relationship menghubungkan tiga buah entity.
3.    Cardinality Rasio
Yaitu menjelaskan batasan pada jumlah entity yang berhubungan melalui suatu relationship. Jenis-jenis Cardinality Rasio:
a.    Satu ke satu (One to one) 1:1, yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding satu berbanding satu atau hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B.
b.    Satu ke banyak (One to many) 1:M, yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding satu berbanding banyak atau setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada entitas B dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
c.    Banyak ke satu (Many to one) M:1, yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding banyak berbanding satu.
d.   Banyak ke banyak (Many to many) M:M, yaitu perbandingan antara entity pertama dengan entity kedua berbanding banyak berbanding banyak atau Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B.
4.    Langkah-langkah membuat ERD
a.    Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh entity ynag terlibat
b.    Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing entity
c.    Menetapkan relationship antara satu entity dengan entity lainnya beserta foreign-keynya
d.   Menentukan derajat dan cardinality rasio untuk setiap relationship
e.    Melengkapi himpunan relasi dengan atribut-atribut yang bukan kunci (non key)
5.    Contoh kasus
a.  Suatu perguruan tinggi mempunyai banyak mahasiswa. Setiap mahasiswa biasanya mengikuti beberapa mata kuliah. Setiap mata kuliah diajarkan oleh seorang dosen dan seorang dosen bisa mengajar beberapa mata kuliah. Pada entitas Mahasiswa diperlukan informasi tentang NIM, Nama_Mhs, Alamat_Mhs dan Jurusan sedangkan Mata Kuliah diperlukan informasi Kd_MK, Nm_MK, SKS, Semester sedangkan Dosen diperlukan juga informasi tentang Kd_Dosen, Nm_Dosen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar