Langsung ke konten utama

Studi Kasus: Sistem Informasi Akademik

1. Tentukan kesatuan luar yang terlibat pada sistem informasi tersebut!
Jawab:
Kesatuan luar yang terlibat pada sistem informasi akademik,yaitu:
  • Mahasiswa
  • Dosen
  • Bagian Keuangan
  • Pimpinan

2. Tentukan I/O yang terlibat dengan kesatuan luar!
Jawab:
Kesatuan Luar
Input
Output
Mahasiswa
Data Mahasiswa, Form Kartu Rancangan Studi
Kartu Tanda Mahasiswa, Kwitansi, Kartu Ujian, Kartu Hasil Studi
Dosen
Materi, Data Nilai
Mata Kuliah, Jadwal Kuliah
Bagian Keuangan
Data Keuangan Mahasiswa
Daftar Keuangan, Data dosen, Data Matakuliah, Data jurusan, Data mahasiswa
Pimpinan
-
Laporan Data Mahasiswa, Laporan Pembelajaran

3. Gambarkan:
            a. Diagram konteks
            b. DFD Level 0
            c. DFD Level 1
Jawab:
 a. Diagram konteks

























4. Buatlah desain input dan output pada perancangan sistem informasi akademik!
Jawab:
Desain Input
Biodata Mahasiswa
Nama                :
Tempat Lahir   :
Tanggal Lahir  :
Alamat             :
Prodi                :
No. Telepon     :


Desain Output
Kartu Tanda Mahasiswa

Text Box: FotoNIM       :
Nama     :
Fakultas :
Prodi      :


5. Buatlah desain database secara umum pada sistem informasi akademik!
Jawab:
Nama File
Tipe File
Media File
Organisasi File
Primary Key
Mahasiswa
Master
Harddisk
Direct Access File
NIM
Dosen
Master
Harddisk
Direct Access File
Kode_Dosen
Mata Kuliah
Master
Harddisk
Direct Access File
Kode_Matakuliah
KRS
Transaksi
Harddisk
Direct Access File
No_Krs
Data Biaya
Master
Harddisk
Direct Access File
No_Kwitansi
Kelas
Transaksi
Harddisk
Direct Access File
No_Kelas
Jadwal
Transaksi
Harddisk
Direct Access File
Kode_Jadwal
Nilai
Master
Harddisk
Direct Access File
No_Krs

6. Buatlah desain Teknologi secara umum pada sistem informasi akademik!
Jawab:

  1. Hardware (Perangkat keras)
  • Media Input: Keyboard, mouse, scanner
  • Media Output: Monitor, printer
  • Media Proses: CPU, modem
  • Simpanan Luar: Harddisk eksternal, flashdisk
2. Software (Perangkat lunak)
  • Sistem Operasi: Windows 8
  • Bahasa Pemrograman: Visual Basic
  • Paket Aplikasi: Ms. Office 2010
3. Brainware (Hak Akses)
  • Administrator: Staff Biro Akademik
  • Users: Mahasiswa, Dosen, Kaprodi

Jumlah kebutuhan teknologi yang dibutuhkan yaitu 6 unit komputer dengan rincian, yaitu:
  • 2 unit untuk staff akademik
  • 2 unit untuk users
  • 2 unit untuk staff keuangan



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB VIII DESAIN SISTEM TERINCI

8.1 Definisi Desain Sistem Terinci Desain sistem terinci disebut juga dengan desain sistem secara phisik (physical system design) atau desain internal (internal design). Desain sistem secara terinci merupakan komponen-komponen sistem informasi yang dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada programmer agar dapat dituangkan dalam bentuk program aplikasi. Seperti halnya arsitek yang akan membangun rumah tempat tinggal, setelah arsitek selesai melakukan analisis, maka arsitek mulai membuat sketsa secara garis besar kepada calon pemakai rumah. Sketsa ini hanya dimaksudkan kepada calon pemakai rumah, bukan kepada ahli teknik dan insinyur-insinyur teknik sipil yang akan membangun rumah ini. Desain terinci yang memuat potongan-potongan gambar dengan ukuran-ukurannya yang terinci akan dibuat setelah desain secara umum disetujui oleh calon pemakai rumah. Arsitek akan menggambar detail bangunannya dengan ukurannya terinci setelah bentuk dan susunan rumah itu sendiri disetujui oleh ...

BAB III Kebijakan dan Perencanaan Sistem Informasi

3.1. Kebijakan Sistem a. Definisi dari Kebijakan Sistem Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur prilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam berprilaku (Dunn, 1999). Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif. Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation), kebijakan lebih adaptif dan interpratatif, meskipun kebijakan juga mengatur “apa yang boleh, dan apa yang tidak boleh”. Kebijakan juga diharapkan dapat bersifat umum tetapi tanpa menghilangkan ciri lokal yang spesifik. Kebijakan harus memberi peluang diinterpretasikan sesuai kondisi spesifik yang ada. Sebelum suatu sistem informasi dikembangkan, umumnya terlebih dahulu dimulai dengan adanya suatu kebijakan dan perencanaan untuk pengembangkan sistem itu. Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik, pengembangan ...