1. Pengertian Desain
Sistem
Desain
Sistem adalah tahap setelah analisis sistem dari siklus pengembangan system
yang mendefinisikan dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, persiapan untuk
rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu system dibentuk yang
dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan
dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan
berfungsi, termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat
lunak dan perangkat keras dari suatu system.
Desain
system dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Desain Sistem Secara Umum (General System Design)
2. Desain Sistem Secara Rinci (Detailed System Design)
2. Tujuan Desain Sistem
Desain sistem mempunyai tujuan utama yaitu:
1. Desain Sistem Secara Umum (General System Design)
2. Desain Sistem Secara Rinci (Detailed System Design)
2. Tujuan Desain Sistem
Desain sistem mempunyai tujuan utama yaitu:
1.
Untuk memenuhi kebutuhan pemakai system (Tujuan ini adalah tujuan dari Desain
Sistem Secara Umum).
2.
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada
programmer computer dan ahli-ahli teknik lainya yang terlibat. (Tujuan ini
adalah tujuan dari Desain Sistem Secara Rinci).
Untuk mencapai tujuan tersebut analis system harus dapat mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut:
Untuk mencapai tujuan tersebut analis system harus dapat mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut:
1.
Desain system harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. Ini
berarti bahwa data harus mudah ditangkap, metode-metode harus mudah diterapkan
dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami dan digunakan.
2.
Desain Sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan yang
terlah didefinisikan pada tahap perencanaan system yang dilanjutkan pada tahap
analisis system.
3.
Desaian system harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan
tarnsaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh
manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh
computer.
4.
Desain system harus dapat mempersiapakn rancang bangun yang terinci untuk
masing-masing komponen dari system yang meliputi data dan informasi, simpanan
data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat
lunak dan pengendalian internal.
3. Personil yang Terlibat
Pekerjaan
desain sistem dilakukan oleh analis sistem dan personil-personil teknik
lainnya, seperti misalnya spesialis pengendalian (controls specialists),
personil penjamin kualitas (quality assurance personil), spesialis komunikasi
data (data communications specialists) dan lain sebagainya.
Bagaimana
dengan pemakai-pemakai sistem (users)? apakah pemakai sistem juga harus
terlibat dalam tahap ini? banyak orang yang setuju bahwa keterlibatan pemakai
sistem sangat penting selama tahap analisis sistem. Akan tetapi bagaimana di
tahap desain sistem ini? banyak analis sistem yang mendesain sistem informasi
tanpa partisipasi yang berarti dari pemakai sistem. Hasil dari
ketidak-terlibatan pemakai sistem ini akan mengakibatkan kurang puasnya pemakai
sistem terhadap cara sistem bekerja (bahkan sistem tidak dapat memenuhi
kebutuhan pemakai). Oleh karena alasan ini, maka pemakai sistem seharusnya juga
terlibat dalam tahap desain sistem. Pemakai sistem paling tidak dapat mengkaji
ulang komponen-komponen sistem informasi yang didesain, seperti misalnya :
-
Pemakai sistem seharusnya mengkaji ulang tata letak (layout) dari semua
laporan-laporan dan bentuk-bentuk tampilan di layar terminal.
-
Pemakai sistem juga seharusnya menilai arus percakapan dari dialog layar
terminal.
-
Pemakai sistem juga seharusnya menilai cara penangkapan data, pengolahan dari
data tersebut dan distribusi informasinya.
4. Tekanan-Tekanan Desain
Tekanan desain adalah tekanan-tekanan yang harus dipertimbangkan dalam mendesain suatu system informasi supaya mengenai sasarannya. Supaya sukses, analis sistem harus mempertimbangkan tekanan-tekanan desain (design forces) yang ada dan bagaimana tekanan-tekanan ini mempengaruhi proyek sistem informasi. Ambillah contoh desain suatu mobil sebasai analoginya. Semua mobil terdiri dari blok blok bangunan yang sama yaitu sebuah bodi mobil, interiornya, instrumen-instrumtnnya. kendali kemudii (kemudi, pedal rem,pedal gas dan lain sebagainya). Roda-roda, gandar-gandar dan suatu mesin yang terbentuk dari suatu unit tenaga, sumber energi, transmisi-transmisi dan gear-gear. Akan tetapi karena adanya sejumlah tekanan-tekanan desain, bentuk dan isi dari blok-blok bangunan mobil ini telah berubah dari waktu ke waktu. misalnva, pengendalian polusi, keamanan yang ditingkatkan dan pemakaian bahan bakar yang harus lebih hemat memaksa mobil untuk didesain kembali keseluruhannya. Beberapa industri mobil beberapa tahun yang lalu kurang mempcrhatikan pada pemenuhan selera pasar dan banyak yang merancang mobil yang tidak dapat diterima oleh konsumen. Setelah pabrik-pabrik mobil ini berhenti merancang mobil tersebut dan mulai merancang kembali dengan memperhatikan desain forces mereka mendapatkan kembali jalur pemasarannya. Kesadaran akan desain forces ini mengikuti dengan pasti telah mengembalikan pabrik-pabrik mobil ini kepada operasi yang menguntungkan. Perancang sistem informasi juga harus memperhatikan sejumlah desain forces yang mempengaruhi kerjanya, yaitu:
Tekanan desain adalah tekanan-tekanan yang harus dipertimbangkan dalam mendesain suatu system informasi supaya mengenai sasarannya. Supaya sukses, analis sistem harus mempertimbangkan tekanan-tekanan desain (design forces) yang ada dan bagaimana tekanan-tekanan ini mempengaruhi proyek sistem informasi. Ambillah contoh desain suatu mobil sebasai analoginya. Semua mobil terdiri dari blok blok bangunan yang sama yaitu sebuah bodi mobil, interiornya, instrumen-instrumtnnya. kendali kemudii (kemudi, pedal rem,pedal gas dan lain sebagainya). Roda-roda, gandar-gandar dan suatu mesin yang terbentuk dari suatu unit tenaga, sumber energi, transmisi-transmisi dan gear-gear. Akan tetapi karena adanya sejumlah tekanan-tekanan desain, bentuk dan isi dari blok-blok bangunan mobil ini telah berubah dari waktu ke waktu. misalnva, pengendalian polusi, keamanan yang ditingkatkan dan pemakaian bahan bakar yang harus lebih hemat memaksa mobil untuk didesain kembali keseluruhannya. Beberapa industri mobil beberapa tahun yang lalu kurang mempcrhatikan pada pemenuhan selera pasar dan banyak yang merancang mobil yang tidak dapat diterima oleh konsumen. Setelah pabrik-pabrik mobil ini berhenti merancang mobil tersebut dan mulai merancang kembali dengan memperhatikan desain forces mereka mendapatkan kembali jalur pemasarannya. Kesadaran akan desain forces ini mengikuti dengan pasti telah mengembalikan pabrik-pabrik mobil ini kepada operasi yang menguntungkan. Perancang sistem informasi juga harus memperhatikan sejumlah desain forces yang mempengaruhi kerjanya, yaitu:
a.
Integrasi
b. Jalur pemakai/sistem
c. Tantangan-tantangan persaingan
d. Kualitas dan kegunaan informasi
e. Kebutuhan-kebutuhan Sistem
f. Kebutuhan-kebutuhan Pengolahan data
g. Faktor-laktor Organisasi
h. Faktor-faktor Manusia
i. Kebutuhan biaya efektifitas
j. Kebutuhan-kebutuhan kelayakan
b. Jalur pemakai/sistem
c. Tantangan-tantangan persaingan
d. Kualitas dan kegunaan informasi
e. Kebutuhan-kebutuhan Sistem
f. Kebutuhan-kebutuhan Pengolahan data
g. Faktor-laktor Organisasi
h. Faktor-faktor Manusia
i. Kebutuhan biaya efektifitas
j. Kebutuhan-kebutuhan kelayakan
A. Desain Secara Umum dan
Desain Secara Terinci
1. Desain Sistem Secara
Umum (General System Design)
Desain
sistem secara umum merupakan persiapan dari desain terinci. Desain secara umum
mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain
secara rinci untuk dikomunikasikan kepada user bukan untuk pemrogram. Desain
terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan
mengimplementasi sistem. Tahap desain sistem secara umum dilakukan setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan dan
hasil analisis disetujui oleh manajemen.
Tujuan
dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum
kepada user tentang sistem yang baru. Seperti halnya arsitek yang akan
membangun rumah tempat tinggal, setelah arsitek selesai melakukan analisis,
maka arsitek mulai membuat sketsa secara garis besar kepada calon pemakai
rumah. Sketsa ini hanya dimaksudkan kepada calon pemakai rumah, bukan kepada
ahli teknik dan insinyur-insinyur teknik sispil yang akan membangun rumah ini.
Desain terinci yang memuat potongan-potongan gambar dengan ukuran-ukurannya
yang terinci akan dibuat setelah desain secara umum ini disetujui oleh calon
pemakai rumah. Arsitek belum akan menggambar detail bangunannya dengan
ukurannya terinci sebelum bentuk dan susunan rumah itu sendiri disetujui oleh
calon pemakai rumah.
Untuk
materi lebih lanjut mengenai Desain Sistem Secara Umum dapat dilihat di Link
ini.
2. Desain Sistem Secara
Rinci (Detailed System Design)
Desain
sistem terinci disebut juga dengan desain sistem secara phisik (physical system
design) atau desain internal (internal design). Desain sistem secara terinci
merupakan komponen-komponen sistem informasi yang dirancang dengan tujuan untuk
dikomunikasikan kepada programmer agar dapat dituangkan dalam bentuk program
aplikasi.
Seperti
halnya arsitek yang akan membangun rumah tempat tinggal, setelah arsitek
selesai melakukan analisis, maka arsitek mulai membuat sketsa secara garis
besar kepada calon pemakai rumah. Sketsa ini hanya dimaksudkan kepada calon
pemakai rumah, bukan kepada ahli teknik dan insinyur-insinyur teknik sipil yang
akan membangun rumah ini. Desain terinci yang memuat potongan-potongan gambar
dengan ukuran-ukurannya yang terinci akan dibuat setelah desain secara umum
disetujui oleh calon pemakai rumah. Arsitek akan menggambar detail bangunannya
dengan ukurannya terinci setelah bentuk dan susunan rumah itu sendiri disetujui
oleh calon pemakai rumah.
Tahap
desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:
1.
Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2.
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada
pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
Tujuan
kedua ini lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu pembuatan
rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan untuk pembuatan
progam komputernya. Jadi, desain sistem terinci dimaksudkan untuk pemrogram
komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem.
Untuk
materi lebih lanjut mengenai Desain Sistem Secara Terinci dapat dilihat di Link
ini.
B. Desain Sistem
Terstruktur dan Desain Sisitem Berorientasi Objek
1. Desain Sistem
Terstruktur
Pendekatan
ini yang dimulai dari awal tahun 1970 disebut dengan pendekatan terstruktur
(structured approach). Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat
(tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan
sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan
sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baikdan jelas.
Pendekatan
secara terstruktur adalah mengenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik
untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Teknik terstruktur, merupakan
pendekatan formal untuk memecahkan masalah-masalah dalam aktivitas bisnis
menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diatur dan berhubungan untuk kemudian
dapat disatukan kembali menjadi satu kesatuan yang dapat dipergunakan untuk
memecahkan masalah. Tujuan pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir
pengembangan perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat
waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah.
Ciri-ciri
utama yang mendukung pendekatan terstruktur:
1) Dilakukan
secara iterasi : dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik,
terlalu banyak iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan menunjukkan bahwa
tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan baik.
2) Merancang
berdasar modul : modularisasi adalah proses yang membagi suatu sistem
menjadi beberapa modul yang dapat beroperasi secara independent.
3) Bekerja
dengan pendekatan top-down : dimulai dari level atas (secara global)
kemudian diuraikan sampai ke tingkat modul (rinci).
4) Dilakukan
secara iterasi : dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik,
terlalu banyak iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan menunjukkan bahwa
tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan baik.
5)
Kegiatan dilakukan secara parallel :pengembangan subsistem-subsistem dapat
dilakukan secara paralel, sehingga akan memperpendek waktu pengembangan system.
Beberapa
tools yang digunakan pada pendekatan pengembangan sistem secara terstruktur
seperti:
* DFD (Data Flow Diagram )
* Kamus Data
* Entity Relationship Diagram (ERD)
* State Transition Diagram (STD)
* Structured Chart
* Diagram SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
* Diagram Warnier/Orr
* Diagram Jakson’s
* DFD (Data Flow Diagram )
* Kamus Data
* Entity Relationship Diagram (ERD)
* State Transition Diagram (STD)
* Structured Chart
* Diagram SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
* Diagram Warnier/Orr
* Diagram Jakson’s
2. Desain Sistem
Berorientasi Objek
Pendekatan
berorientasi objek merupakan suatu teknik atau cara pendekatan dalam melihat
permasalahan dan sistem (sistem perangkat lunak. sistem informasi, atau sistem
lainnva). Pendekatan berorientasi objek akan memandang sistem yang akan
dikembangkan sebagai suatu kumpulan objek yang berkorespondensi dengan
objek-objek dunia nvata. Ada banvak cara untuk mengabstraksikan dan memodelkan
objek-objek tersebut, mulai dan abstraksi objek, kelas, hubungan antar kelas
sampai abstraksi sistem. Saat mengabstraksikan dan memodelkan objek mi, data
dan proses-proses yang dipunyai oleh objek akan dienkapsulasi (dibungkus)
menjadi satu kesatuan.
Dalam
rekayasa perangkat lunak, konsep pendekatan berorientasi objek dapat diterapkan
pada tahap analisis, perancangan, pemrograman, dan pengujian perangkat lunak.
Ada berbagai teknik yang dapat digunakan pada masingmasing tahap tersebut,
dengan aturan dan alat bantu pemodelan tertentu.
Sistem
berorientasi objek merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan
metode berorientasi objek adalah sebuah sistem yang komponennva dibungkus
(dienkapsulasi) menjadi kelompok data dan fungsi. Setiap komponen dalam sistem
tersebut dapat mewarisi atribut dan sifat dan komponen lainnya. dan dapat
berinteraksi satu sama lain.
Karakteristik
atau sifat-sifat yang dipunyai sebuah sistem berorientasi objek adalah sebagai
berikut:
1.
Abstraksi prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata yang kompleks menjadi
satu bentuk model yang sederhana dengan mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak
sesuai dengan permasalahan
2.
Enkapsulasi pembungkusan atribut data dan layanan (operasi-operasi) yang
dipunyai objek. untuk menyembunyikan implementasi dan objek sehingga objek lain
tidak mengetahui cara kerja-nya
3.
Pewarisan (inheritance) mekanisme yang memungkinkan satu objek mewarisi
sebagian atau seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian dan dirinya
4.
Reusabilily pemanfaatan kembali objek yang sudah didefinisikan untuk suatu
permasalahan pada permasalahan lainnya yang melibatkan objek tersebut
5.
Generalisasi dan Spesialisasi menunjukkan hubungan antara kelas dan objek yang
umum dengan kelas dan objek yang khusus
6.
Komunikasi Antar Objek komunikasi antar objek dilakukan lewat pesan (message)
yang dikirim dan satu objek ke objek lainnya
7.
Polymorphism kemampuan suatu objek untuk digunakan di banyak tujuan yang
berbeda dengan nama yang sama sehingga menghemat baris program.
3. Perbedaan Desain
Sistem Terstruktur dan Berorientasi Objek
Pada
pendekatan terstruktur merupakan metode yang pendekatannya pada proses, karena
metode ini mencoba melihat system dari sudut pandang logical dan juga melihat
data sebagai sumber proses. Di dalam penggambaran datanya, metode ini
menggunakan Data Flow Diagram (DFD), Normalisasi, Entitas Relationship Diagram
(ERD), dan lainnya.
Selain
itu perbedaan yang paling mendasar dari pendekatan terstruktur dan objek adalah
pada metode berorientasi fungsi atau aliran data (DFD), dekomposisi
permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hirarki, mulai
dari konteks sampai proses-proses yang paling kecil, sementara pada pendekatan
objek, dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada
dalam system.
Untuk
pendekatan objek, dalam melakukan pemecahan suatu masalah tidak dilihat
bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut tetapi objek-objek apa yang
dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Pendekatan ini memungkinkan
pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan
kompetitif. system yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam
pemeliharaan. Sedangkan untuk pengembangan terstruktur, menggunakan
prosedur/tata cara yang teratur untuk mengoperasikan data struktur. Pendekatan
ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer, relative simple dan mudah
dimengerti, berorientasi pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan
nonfungsional.
Andryani,
Dewi. ______. Desain Sistem. Tersedia online di: http://dewi_andryani.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/47937/M3_Desain+Sistem.ppt
_________.
2011. Pendekatan Terstruktur dan Berorientasi Objek. Tersedia online di:https://girlycious09.wordpress.com/2011/11/10/pendekatan-terstruktur-berorientasi-objek/
Mubahot.
_______. Desain Sistem. Tersedia online di: https://www.academia.edu/6224462/DESAIN_SISTEM
Rhiza.
________. Desain Sistem Secara Umum. Tersedia online di: http://www.unhas.ac.id/rhiza/arsip/kuliah/Arsitektur-Komputer/sist%20dan%20analisis%20sist/Microsoft_Word_-_Modul_3_APSI_-_Desain_Sistem_Secara_Umum.pdf
Silfi._______. Analisis
Perancangan-1. Tersedia online di: http://wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/38209/analisis-perancangan-1.pdf
http://digilib.unila.ac.id/20311/7/BAB%20III.pdf
contoh perancanagan apsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar