Sabtu, 09 Mei 2020

Materi APBO - BAB 2 Desain Sistem


1. Pengertian Desain Sistem
Desain Sistem adalah tahap setelah analisis sistem dari siklus pengembangan system yang mendefinisikan dari kebutuhan-kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu system dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi, termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu system.
Desain system dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:        
1. Desain Sistem Secara Umum (General System Design)    
2. Desain Sistem Secara Rinci (Detailed System Design)     

2. Tujuan Desain Sistem      
Desain sistem mempunyai tujuan utama yaitu:
1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai system (Tujuan ini adalah tujuan dari Desain Sistem Secara Umum).
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada programmer computer dan ahli-ahli teknik lainya yang terlibat. (Tujuan ini adalah tujuan dari Desain Sistem Secara Rinci).    
Untuk mencapai tujuan tersebut analis system harus dapat mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut:
1. Desain system harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. Ini berarti bahwa data harus mudah ditangkap, metode-metode harus mudah diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami dan digunakan.
2. Desain Sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan yang terlah didefinisikan pada tahap perencanaan system yang dilanjutkan pada tahap analisis system.
3. Desaian system harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan tarnsaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh computer.
4. Desain system harus dapat mempersiapakn rancang bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari system yang meliputi data dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian internal.
3. Personil yang Terlibat
Pekerjaan desain sistem dilakukan oleh analis sistem dan personil-personil teknik lainnya, seperti misalnya spesialis pengendalian (controls specialists), personil penjamin kualitas (quality assurance personil), spesialis komunikasi data (data communications specialists) dan lain sebagainya. 
Bagaimana dengan pemakai-pemakai sistem (users)? apakah pemakai sistem juga harus terlibat dalam tahap ini? banyak orang yang setuju bahwa keterlibatan pemakai sistem sangat penting selama tahap analisis sistem. Akan tetapi bagaimana di tahap desain sistem ini? banyak analis sistem yang mendesain sistem informasi tanpa partisipasi yang berarti dari pemakai sistem. Hasil dari ketidak-terlibatan pemakai sistem ini akan mengakibatkan kurang puasnya pemakai sistem terhadap cara sistem bekerja (bahkan sistem tidak dapat memenuhi kebutuhan pemakai). Oleh karena alasan ini, maka pemakai sistem seharusnya juga terlibat dalam tahap desain sistem. Pemakai sistem paling tidak dapat mengkaji ulang komponen-komponen sistem informasi yang didesain, seperti misalnya :
- Pemakai sistem seharusnya mengkaji ulang tata letak (layout) dari semua laporan-laporan dan bentuk-bentuk tampilan di layar terminal. 
- Pemakai sistem juga seharusnya menilai arus percakapan dari dialog layar terminal. 
- Pemakai sistem juga seharusnya menilai cara penangkapan data, pengolahan dari data tersebut dan distribusi informasinya.
4. Tekanan-Tekanan Desain           
Tekanan desain adalah tekanan-tekanan yang harus dipertimbangkan dalam mendesain suatu system informasi supaya mengenai sasarannya. Supaya sukses, analis sistem harus mempertimbangkan tekanan-tekanan desain (design forces) yang ada dan bagaimana tekanan-tekanan ini mempengaruhi proyek sistem informasi. Ambillah contoh desain suatu mobil sebasai analoginya. Semua mobil terdiri dari blok blok bangunan yang sama yaitu sebuah bodi mobil, interiornya, instrumen-instrumtnnya. kendali kemudii (kemudi, pedal rem,pedal gas dan lain sebagainya). Roda-roda, gandar-gandar dan suatu mesin yang terbentuk dari suatu unit tenaga, sumber energi, transmisi-transmisi dan gear-gear. Akan tetapi karena adanya sejumlah tekanan-tekanan desain, bentuk dan isi dari blok-blok bangunan mobil ini telah berubah dari waktu ke waktu. misalnva, pengendalian polusi, keamanan yang ditingkatkan dan pemakaian bahan bakar yang harus lebih hemat memaksa mobil untuk didesain kembali keseluruhannya. Beberapa industri mobil beberapa tahun yang lalu kurang mempcrhatikan pada pemenuhan selera pasar dan banyak yang merancang mobil yang tidak dapat diterima oleh konsumen. Setelah pabrik-pabrik mobil ini berhenti merancang mobil tersebut dan mulai merancang kembali dengan memperhatikan desain forces mereka mendapatkan kembali jalur pemasarannya. Kesadaran akan desain forces ini mengikuti dengan pasti telah mengembalikan pabrik-pabrik mobil ini kepada operasi yang menguntungkan. Perancang sistem informasi juga harus memperhatikan sejumlah desain forces yang mempengaruhi kerjanya, yaitu:
a. Integrasi     
b. Jalur pemakai/sistem          
c. Tantangan-tantangan persaingan    
d. Kualitas dan kegunaan informasi  
e. Kebutuhan-kebutuhan Sistem        
f. Kebutuhan-kebutuhan Pengolahan data    
g. Faktor-laktor Organisasi    
h. Faktor-faktor Manusia       
i. Kebutuhan biaya efektifitas
j. Kebutuhan-kebutuhan kelayakan   
A. Desain Secara Umum dan Desain Secara Terinci
1. Desain Sistem Secara Umum (General System Design)
Desain sistem secara umum merupakan persiapan dari desain terinci. Desain secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain secara rinci untuk dikomunikasikan kepada user bukan untuk pemrogram. Desain terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem. Tahap desain sistem secara umum dilakukan setelah  tahap analisis sistem selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh manajemen.
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Seperti halnya arsitek yang akan membangun rumah tempat tinggal, setelah arsitek selesai melakukan analisis, maka arsitek mulai membuat sketsa secara garis besar kepada calon pemakai rumah. Sketsa ini hanya dimaksudkan kepada calon pemakai rumah, bukan kepada ahli teknik dan insinyur-insinyur teknik sispil yang akan membangun rumah ini. Desain terinci yang memuat potongan-potongan gambar dengan ukuran-ukurannya yang terinci akan dibuat setelah desain secara umum ini disetujui oleh calon pemakai rumah. Arsitek belum akan menggambar detail bangunannya dengan ukurannya terinci sebelum bentuk dan susunan rumah itu sendiri disetujui oleh calon pemakai rumah.
Untuk materi lebih lanjut mengenai Desain Sistem Secara Umum dapat dilihat di Link ini.
2. Desain Sistem Secara Rinci (Detailed System Design)
Desain sistem terinci disebut juga dengan desain sistem secara phisik (physical system design) atau desain internal (internal design). Desain sistem secara terinci merupakan komponen-komponen sistem informasi yang dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada programmer agar dapat dituangkan dalam bentuk program aplikasi.
Seperti halnya arsitek yang akan membangun rumah tempat tinggal, setelah arsitek selesai melakukan analisis, maka arsitek mulai membuat sketsa secara garis besar kepada calon pemakai rumah. Sketsa ini hanya dimaksudkan kepada calon pemakai rumah, bukan kepada ahli teknik dan insinyur-insinyur teknik sipil yang akan membangun rumah ini. Desain terinci yang memuat potongan-potongan gambar dengan ukuran-ukurannya yang terinci akan dibuat setelah desain secara umum disetujui oleh calon pemakai rumah. Arsitek akan menggambar detail bangunannya dengan ukurannya terinci setelah bentuk dan susunan rumah itu sendiri disetujui oleh calon pemakai rumah.
Tahap desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
Tujuan kedua ini lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan untuk pembuatan progam komputernya. Jadi, desain sistem terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem.
Untuk materi lebih lanjut mengenai Desain Sistem Secara Terinci dapat dilihat di Link ini.
B. Desain Sistem Terstruktur dan Desain Sisitem Berorientasi Objek   
1. Desain Sistem Terstruktur
Pendekatan ini yang dimulai dari awal tahun 1970 disebut dengan pendekatan terstruktur (structured approach). Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baikdan jelas. 
Pendekatan secara terstruktur adalah mengenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Teknik terstruktur, merupakan pendekatan formal untuk memecahkan masalah-masalah dalam aktivitas bisnis menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diatur dan berhubungan untuk kemudian dapat disatukan kembali menjadi satu kesatuan yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah. Tujuan pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pengembangan perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah.
Ciri-ciri utama yang mendukung pendekatan terstruktur:
1)      Dilakukan secara iterasi : dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan menunjukkan bahwa tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan baik.
2)      Merancang berdasar modul : modularisasi adalah proses yang membagi suatu sistem menjadi beberapa modul yang dapat beroperasi secara independent.
3)      Bekerja dengan pendekatan top-down : dimulai dari level atas (secara global) kemudian diuraikan sampai ke tingkat modul (rinci).
4)      Dilakukan secara iterasi : dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan menunjukkan bahwa tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan baik.
5)      Kegiatan dilakukan secara parallel :pengembangan subsistem-subsistem dapat dilakukan secara paralel, sehingga akan memperpendek waktu pengembangan system.
Beberapa tools yang digunakan pada pendekatan pengembangan sistem secara terstruktur seperti:
* DFD (Data Flow Diagram )
* Kamus Data
* Entity Relationship Diagram (ERD)           
* State Transition Diagram (STD)     
* Structured Chart     
* Diagram SADT (Structured Analysis and Design Techniques)     
* Diagram Warnier/Orr          
* Diagram Jakson’s
2. Desain Sistem Berorientasi Objek  
Pendekatan berorientasi objek merupakan suatu teknik atau cara pendekatan dalam melihat permasalahan dan sistem (sistem perangkat lunak. sistem informasi, atau sistem lainnva). Pendekatan berorientasi objek akan memandang sistem yang akan dikembangkan sebagai suatu kumpulan objek yang berkorespondensi dengan objek-objek dunia nvata. Ada banvak cara untuk mengabstraksikan dan memodelkan objek-objek tersebut, mulai dan abstraksi objek, kelas, hubungan antar kelas sampai abstraksi sistem. Saat mengabstraksikan dan memodelkan objek mi, data dan proses-proses yang dipunyai oleh objek akan dienkapsulasi (dibungkus) menjadi satu kesatuan.
Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep pendekatan berorientasi objek dapat diterapkan pada tahap analisis, perancangan, pemrograman, dan pengujian perangkat lunak. Ada berbagai teknik yang dapat digunakan pada masingmasing tahap tersebut, dengan aturan dan alat bantu pemodelan tertentu.
Sistem berorientasi objek merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan berdasarkan metode berorientasi objek adalah sebuah sistem yang komponennva dibungkus (dienkapsulasi) menjadi kelompok data dan fungsi. Setiap komponen dalam sistem tersebut dapat mewarisi atribut dan sifat dan komponen lainnya. dan dapat berinteraksi satu sama lain.

Karakteristik atau sifat-sifat yang dipunyai sebuah sistem berorientasi objek adalah sebagai berikut: 
1. Abstraksi prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata yang kompleks menjadi satu bentuk model yang sederhana dengan mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak sesuai dengan permasalahan 
2. Enkapsulasi pembungkusan atribut data dan layanan (operasi-operasi) yang dipunyai objek. untuk menyembunyikan implementasi dan objek sehingga objek lain tidak mengetahui cara kerja-nya 
3. Pewarisan (inheritance) mekanisme yang memungkinkan satu objek mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian dan dirinya 
4. Reusabilily pemanfaatan kembali objek yang sudah didefinisikan untuk suatu permasalahan pada permasalahan lainnya yang melibatkan objek tersebut 
5. Generalisasi dan Spesialisasi menunjukkan hubungan antara kelas dan objek yang umum dengan kelas dan objek yang khusus 
6. Komunikasi Antar Objek komunikasi antar objek dilakukan lewat pesan (message) yang dikirim dan satu objek ke objek lainnya 
7. Polymorphism kemampuan suatu objek untuk digunakan di banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang sama sehingga menghemat baris program.
3. Perbedaan Desain Sistem Terstruktur dan Berorientasi Objek
Pada pendekatan terstruktur merupakan metode yang pendekatannya pada proses, karena metode ini mencoba melihat system dari sudut pandang logical dan juga melihat data sebagai sumber proses. Di dalam penggambaran datanya, metode ini menggunakan Data Flow Diagram (DFD), Normalisasi, Entitas Relationship Diagram (ERD), dan lainnya.
Selain itu perbedaan yang paling mendasar dari pendekatan terstruktur dan objek adalah pada metode berorientasi fungsi atau aliran data (DFD), dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hirarki, mulai dari konteks sampai proses-proses yang paling kecil, sementara pada pendekatan objek, dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam system.
Untuk pendekatan objek, dalam melakukan pemecahan suatu masalah tidak dilihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Pendekatan ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. system yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam pemeliharaan. Sedangkan untuk pengembangan terstruktur, menggunakan prosedur/tata cara yang teratur untuk mengoperasikan data struktur. Pendekatan ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer, relative simple dan mudah dimengerti, berorientasi pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan nonfungsional.

Andryani, Dewi. ______. Desain Sistem. Tersedia online di: http://dewi_andryani.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/47937/M3_Desain+Sistem.ppt
_________. 2011. Pendekatan Terstruktur dan Berorientasi Objek. Tersedia online di:https://girlycious09.wordpress.com/2011/11/10/pendekatan-terstruktur-berorientasi-objek/
Mubahot. _______. Desain Sistem. Tersedia online di: https://www.academia.edu/6224462/DESAIN_SISTEM
Rhiza. ________. Desain Sistem Secara Umum. Tersedia online di: http://www.unhas.ac.id/rhiza/arsip/kuliah/Arsitektur-Komputer/sist%20dan%20analisis%20sist/Microsoft_Word_-_Modul_3_APSI_-_Desain_Sistem_Secara_Umum.pdf
Silfi._______. Analisis Perancangan-1. Tersedia online di: http://wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/38209/analisis-perancangan-1.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar